links

Jumat, 18 November 2011

BANJIR

BANJIR

Apa itu banjir??? Mengapa banyak daerah di Indonesia sering terkena banjir??? Apakah penyebab terjadinya banjir??? dan Bagaimana cara mengatasinya???
Banjir adalah suatu peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (biasanya daratan kering) karena volume air yang meningkat. Banjir itu dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, adanya peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang. Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, diantaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain badai, juga adanya presipitasi (jatuhnya air ke permukaan bumi) yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah. Jadi, ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur.
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah.
Pada saat air jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan. Sebagian akan masuk atau meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir. Mengapa alami? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang dibawa, tapi juga tanah-tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan-pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Di Indonesia, curah hujan nya cukup tinggi. Sehingga volume hujan yang jatuh sangat banyak. Air tersebut akan meresap ke dalam tanah yang kemudian akan dialirkan menuju sungai. Yang berakhir di lautan. Namun, pernyesapan air ke dalam tanah cukup sulit untuk daerah perkotaan. Mengapa?Karena sudah banyaknya tanah yang diaspal ; dijadikan areal pemukiman, bangunan-bangunan, dll. Hal inilah yang membuat sulitnya air meresap ke dalam tanah. Akibat dari kejadian ini adalah terjadinya banjir. Untuk daerah yang terletak di sekitar pantai dan dataran rendah yang sering mengalaminya. Mengapa demikian? Karena air mengalir ke tempat yang lebih rendah. Sehingga akan sangat jarang bahkan tidak mungkin kalo banjir terjadi di dataran tinggi. Banjir terjadi bukan hanya karena itu. Masih ada penyebab-penyebab yang lain. Penyebab-penyebab tersebut bisa alami atau buatan.
Seperti  yang terjadi di Indonesia, Banjir pada hakikatnya hanyalah salah satu output dari pengelolaan DAS yang tidak tepat. Bencana banjir menjadi populer dalam waktu hampir bersamaan (pada awal tahun 2007 hingga saat ini ) beberapa kota dan kabupaten di Indonesia terpaksa harus mengalami bencana ini, bahkan DKI Jakarta yang notabene merupakan ibukota negara RI terpaksa harus terendam air. Kejadian banjir yang cukup berat juga pernah dialami oleh DKI Jakarta pada awal tahun 2002 yang menggenangi sebagian wilyah DKI jakarta walaupun tidak sehebat banjir awal tahun 2007,begitu juga dengan banjir situ gintung yang terjadi di daerah Cilede, Tangerang, Banten pada tahun 2009. Air tanggul Situ Gintung yang jebol lalu menghantam pemukiman warga disekitarnya menelan korban jiwa sebanyak 58 orang. Sulitnya evakuasi membuat korban semakin bertambah. Musibah banjir Situ Gintung terjadi pada pukul 2 pagi dini hari dengan ketinggian air mencapai 3 meter. Pemukiman warga yang diterjang air bendungan tanggul Situ Gintung hancur berantakan. Hanya sebuah sebuah masjid dibelakang air tanggul yang masih berdiri kokoh. Jebolnya air tanggul Situ Gintung di duga karena tidak mampu menampung debit air yang tinggi karena hujan yang turun terus menerus sehari sebelumnya. Perumahan-perumahan mewah di sekitar Lebak Bulus yang berjarak sekitar 2 kilometer dari tanggul Situ -Gintung pun tak luput dari derasnya terjangan air tanggul. Mobil-mobil hancur berserakan bercampur lumpur. Tapi tidak ada korban jiwa di perumahan-perumahan tersebut karena para penghuninya telah terlebih dahulu naik ke lantai tingkat 2 rumahnya.
Dalam pandangan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang disampaikan oleh Berry Nahdian Forqan selaku Direktur Eksekutif Nasional dalam pers releasenya, bahwa bencana di Situ Gintung setidaknya disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak adanya upaya serius pemerintah (Gubernur Banten) dalam pemeliharaan (maintenance) Situ Gintung yang sudah dibangun sejak tahun 1932. Pada bulan November 2008 bencana yang sama namun dalam skala yang lebih kecil sudah pernah terjadi dan sudah pula dilaporkan oleh masyarakat.
Namun laporan tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah setempat. Sementara jika dilihat dari jumlah situ di Jabotabek yang berjumlah sekitar 193 situ, dengan luas keseluruhan 2.281,90 hektar. Lebih dari separuhnya (± 68%) dalam keadaan rusak. Dengan data ini saja seharusnya pemerintah sudah bisa berbuat banyak untuk menjamin keselamatan warga, tapi hal ini tak pernah dilakukan.
Kedua, alih fungsi kawasan situ menjadi kawasan perumahan, restoran, hotel, tempat pembuangan sampah dan kawasan bisnis lainnya yang terus terjadi tanpa mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan faktor keselamatan rakyat (human security). Pemerintah juga telah mengakui hal ini lewat departemen PU pada tahun 2007 yang menyatakan bahwa telah terjadi alih fungsi kawasan situ. Dimana dari total luas situ di Jabodetabek sekitar 2.337,10 ha. Saat ini hanya tinggal 1.462,78 ha saja. Dari jumlah tersebut, hanya 19 situ yang kondisinya baik.
Ketiga, lemahnya koordinasi antar pemerintah di wilayah Jabodetabek untuk memulihkan kawasan hulu dan wilayah tangkapan air, khususnya untuk kawasan DAS Ciliwung dan Cisadane. Keempat, tidak tersedianya sistem informasi dan sistim peringatan dini untuk masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah rawan bencana, sehingga banyak menimbulkan korban jiwa ketika bencana terjadi.
Erwin Usman Juru Kampanye Air dan Pangan Eksekutif Nasional WALHI menambahkan, meluasnya area genangan air di setiap musim hujan, dan ancaman munculnya bencana banjir dan disertai longsor di kawasan-kawasan padat penduduk di Jadebotabek, adalah akibat dari terjadinya kerusakan fungsi ekologis dan menurunnya daya tampung situ, serta ketiadaan perhatian serius pemerintah merevitalisasi fungsi situ, danau dan bendungan.
WALHI menyayangkan lemahnya tindakan pencegahan dan penanganan bencana di kawasan situ Gintung. Gubernur Banten dan Departemen Pekerjaan Umum harus dimintai pertanggung jawabannya. Jika sejak awal Gubernur dan jajaran Pemerintah provinsi Banten sigap dan tanggap mendengar keluhan warga dan mencermati perubahan bentang alam dan kondisi situ gintung, bencana dan jatuhnya korban di pihak masyarakat tak perlu terjadi.
Selain itu,WALHI juga mendesak dilakukannya penghentian alih fungsi kawasan situ, DAS dan wilayah tangkapan air (cathment area) lainnya di wilayah Jadebotabek untuk memberi ruang bagi pemulihan kawasan ekologi dan mencegah berulangnya bencana. Segera lakukan restorasi ekologi kawasan situ dan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai upaya penyelamatan lingkungan mutlak dilakukan pemerintah. Sistem peringatan dini (early warning system) oleh pemerintah harus segera dibenahi untuk mencegah jatuhnya korban bencana. (Marwan).
Coba kita bandingkan penangan banjir yang dilakukan oleh PemerintahThailand, TEMPO InteraktifBangkok - Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra membatalkan rencana untuk menghadiri sebuah forum perdagangan Asia Pasifik di Hawaii, Yingluck masih berusaha mengatasi banjir yang terjadi di negaranya.
Banjir yang mengancam lebih dari 9 juta penduduk dan kritik yang bertebaran menguji keuletan pemeritah. "Sekarang saatnya bagi seluruh rakyat Thailand untuk saling membantu. Jadi, saya sudah sampaikan (tuan rumah) bahwa saya tidak akan hadir," kata Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, Selasa, 8 November 2011. Banjir terjadi pada akhir Juli dan telah menewaskan 527 orang, sebagian besar karena tenggelam. Beberapa provinsi di utara Ibu Kota Bangkok telah kebanjiran selama lebih dari sebulan. Meski mulai surut dalam beberapa hari terakhir, air masih menggenang di bagian selatan.
Kesempatan ini akan digunakan Yingluck sebagai politikus pemula untuk mengatasi masalah ini. Ia pun sedang menghadapi kritikan dari saingan politiknya yang terus berupaya mengeksploitasi masalah banjir ini. Sebelumnya, 63 senator telah mengajukan mosi untuk dilakukan debat umum agar pemerintah memberikan penjelasan soal penanganan banjir. Yingluck sudah membatalkan perjalanan perkenalan ke Cina bulan lalu karena krisis banjir. Menteri Energi Pichai Naripthaphan memprediksi banjir mulai mereda di ibu kota pada pertengahan November. Pejabat tinggi dan para ahli telah memberikan perkiraan bervariasi dari berapa banyak air yang masih akan membanjiri Bangkok dan berapa lama ancaman itu. Namun, para pengamat menyatakan bahaya terbesar telah lewat. Pemerintah masih memasang karung pasir mengantisipasi semua hal yang mungkin terjadi. Evakuasi telah diperintahkan di 12 dari 50 distrik di Bangkok.
Menurut saya, pemerintah Thailand lebih tanggap dalam mengatasi banjir yang terjadi di negaranya, karena dari pemerintahnya sendiri mau untuk turun tangan langsung. Dan informasi korban meninggal,hilang dan luka – luka juga jelas. Penanganan dan antisipasi bahaya yang lebih besar juga dilakukakan dengan baik.
Penyebab banjir sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik alam maupun manusia.Dan berikut adalah hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia termasuk Indonesia :
  • Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama.
  • Terjadinya erosi tanah hingga hanya menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air. bahkan bukan hanya banjir tapi juga tanah longsor
  • Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat.
  • Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung
  • Penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali.
  • Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi bencana banjir
  • Kiriman atau bencana banjir bandang.
  • Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
  • Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung, tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam jakarta yang sering terjadi bencana banjir.

Berikut ini adalah petunjuk-petunjuk yang bisa menjadi pedoman untuk
mengantisipasi situasi banjir:

1.    Sebelum Banjir
Di Tingkat Warga:
* Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda, terutama saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
* Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
* Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan penanggung jawab posko banjir.
* Koordinasikan melalui RT/RW, dewan kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan pelampung guna evakuasi.
* Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.Di Tingkat Keluarga:
* Simak informasi terkini melalui TV, radio, atau peringatan tim warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air.
* Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti radio baterai, senter, korek gas, dan lilin, selimut, tikar jas hujan, ban karet bila ada.
* Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh, dan persediaan air bersih.
* Siapkan obat-obatan darurat seperti oralit, antidiare, antiinfluenza.
* Amankan dokumen penting seperti akta kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, sertifikat, dan benda-benda berharga lainnya dari jangkauan air dan tangan jahil.
2. Saat Banjir
* Bersama warga dan aparat terkait, lakukan evakuasi dini melalui rute aman, menuju posko banjir yang telah ditentukan. Utamakan orang tua, wanita, dan anak-anak terlebih dahulu.

* Melalui aparat terkait, karang taruna, tim relawan sampaikan data akurat para korban banjir guna memudahkan penyaluran sumbangan.
* Saling menjaga keamanan terhadap barang-barang sesama korban banjir.
* Pantau informasi melalui radio, atau lakukan komunikasi dengan para petugas setempat.
3. Setelah Banjir Surut
* Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, periksa kondisi bangunan rumah dan lingkungan sekitar, pastikan jaringan listrik dan saluran gas benar-benar mati.
* Melalui upaya gotong-royong, bersihkan segala perabotan yang terendam guna mengurangi kemungkinan terjadinya jamur. Jika perlu, gunakan desinfektan atau karbol.
* Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa yang mungkin berlindung selama banjir, seperti ular, lipan, atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
* Pastikan rumah benar-benar bersih dari timbunan kotoran atau sampah yang menjadi sumber bibit penyakit.
* Bagi masing-masing keluarga, cegah penularan penyakit dengan segera membawa anggota keluarga yang sakit ke pos kesehatan atau puskesmas terdekat.
* Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
4. Bagi Pemilik Kendaraan
* Kenali jenis dan karakter mobil/motor yang Anda gunakan.
* Perhatikan tinggi genangan air yang akan diterobos, bila melewati setengah ban sebaiknya Anda hindari.
* Cari dataran yang lebih tinggi.
* Saat menerjang banjir, matikan pendingin atau AC mobil.
* Bila terpaksa menerjang genangan air yang cukup tinggi, usahakan berada di belakang mobil yang lebih besar, karena mereka membelah air, sehingga genangan air tidak terlalu dalam.
* Berjalanlah pada kecepatan rendah, dan stabil untuk menghindari masuknya air dari knalpot.
* Setelah melewati banjir, terlebih dahulu cek rem kendaraan Anda, dengan cara menginjak pedal rem selama kurang lebih dua sampai tiga detik dengan kondisi mobil tetap berjalan. Lakukan sampai rem bekerja normal.
Saat Banjir Surut
* Anda disarankan untuk tidak langsung menghidupkan dan menjalankan mobil atau motor.
* Secepat mungkin keringkan mobil atau motor Anda, agar komponennya tidak terlalu lama bersentuhan dengan air.
* Bila mobil atau motor Anda diasuransikan, laporkan segera kondisinya setelah terendam banjir. Catat kedalaman air yang membanjiri mobil atau motor. Data ini sangat membantu mekanik atau montir untuk mengevaluasi dan mengambil langkah-langkah perbaikan kerusakan yang terjadi.
* Bila tidak diasuransikan, Anda dapat mulai menguras air radiator berikut tabung cadangannya.
* Ganti saringan udara karburator dengan yang baru (kering).
* Bersihkan semua konektor kabel, termasuk kabel busi dari air, dengan memanfaatkan tiupan kompresor. Jika tidak ada, gunakan lap kering.
* Keringkan busi dan tutup distributor.
* Dalam posisi mesin mati, mainkan tuas atau pedal kopling dan tongkat persneling berulang-ulang.
* Barulah Anda boleh menghidupkan mesin, tetapi jangan langsung digas. Diamkan hingga temperatur mesin mulai menghangat.Dari berbagai macam jenis banjir, pada umumnya banjir memiliki berbagai akibat dan dampak negatif yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh bagi manusia.
·         1. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana.
Banjir dapat menghancurkan rumah, gedung, jembatan, jalan dan masih banyak lagi.
·         2. Banjir memutuskan jalur transportasi. Dampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat. Akibat genangan air pada jalan yang cukup tinggi, motor, mobil atau bahkan truk puso / container tidak bisa melewati jalan tersebut. Selain motor dan mobil, lalu lintas kereta api pun dapat terganggu.
·         3. Banjir merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau bahkan jiwa manusia. Kerugian yang disebabkan banjir diantaranya adalah kerusakan benda, alat elektronik, mesin, surat-surat berharga (sertifikat, ijazah, dll), perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung, dan yang paling berharga: jiwa manusia.
·         4. Banjir dapat mengakibatkan pemadaman listrik
·         Listrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir, listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Bayangkan betapa terbatasnya aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.
·         5. Banjir mengganggu aktivitas sehari-hari
·         Dengan adanya banjir, otomatis akan menganggu aktifitas sehari-hari. Sekolah terganggu, kerja terganggu, bersantai pun terganggu. Karena air banjir, semua aktifitas pun terganggu atau bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu.
·         6. Banjir dapat mengganggu atau bahkan merusak perekonomian
·         Perekonomian terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen/ produksi padi terganggu, karena transportasi terputus bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin membutuhkanbiaya tambahan karena harus mencari jalan alternatif walaupun lebih jauh, Produksi pabrik dihentikan sementara karena mesin produksi terendam air atau listrik dipadamkan sehingga mesin produksi tidak dapat dijalankan, dan masih banyak lagi sebab kerugian tidak berasal hanya dari rusaknya mesin tetapi juga bisa dari sisi terhambatnya / terganggunya produktifitas.
·         7. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar kita
·         Saat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah pabrik / kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak tanah, dsb), dan masih banyak lagi. Selain dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.
·         8. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)
·         Banjir menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. Selain itu umumnya makanan dan minuman yang sehat akan lebih susah ditemukan (terjadi kerawanan pangan) dan juga karena terlalu sering kena air maka dapat menyebabkan kondisi tubuh menurun.
·         9. Banjir dapat menyebabkan erosi atau bahkan longsor
·         Semakin deras air banjir, kemungkinan untuk mengiikis pinggiran aliran banjir akan semakin tinggi sehingga erosi atau bahkan longsor akan semakin mungkin terjadi.
·         10. Banjir dapat merubah, mengganggu, atau bahkan menghapus / menghilangkan masa depan
·         Bila banjir melanda cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya pengalaman disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat berubah dengan drastis. Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian, hutang yang semakin menumpuk, kesehatan yang terganggu, atau bahkan kehilangan jiwa. Kesemuanya itu dapat merubah masa depan seseorang, keluarga atau bahkan masyarakat, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Dengan meliat segala sesuatu dari dua sisi secara objektif, sekalipun banjir memiliki dampak negatif yang besar, banjir juga memiliki dampak positif.
·         1. Banjir memberikan kesempatan kepada manusia
·         Bila banjir yang menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih baik.
·         2. Banjir membuat kita berpikir kreatif
·         Ketika dilanda banjir, otak kita akan berikir spontan dan kreatif untuk mencari jalan alternatif untuk menyelamatkan alat, perlengkapan, harta benda dan terutama jiwa kita dan keluarga atau orang terdekat kita.
·         3. Banjir membuat manusia untuk berpikir mengatasi banjir
·         Setelah mengalami banjir, kita akan sibuk untuk memikirkan antisipasi ataupun pencegahan banjir.
·         4. Banjir Memberikan pekerjaan
·         Saat banjir akan banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap membantu anda dengan imbalan tentunya.
·         5. Banjir membuat manusia untuk bersahabat dengan lingkungan
·         Setelah mengetahui penyebab, akibat dan dampak banjir, manusia akan berpikir untuk peduli, bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.
·         6. Banjir membuat manusia untuk peduli kepada sesama
·         Pada saat terjadi banjir, manusia umumnya akan lebih peduli kepada sesamanya dan berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dan mendapatkan pahala.
·         7. Banjir membuat kita hemat energi
·         Bila banjir yang melanda cukup parah, aliran listrik kadang perlu kita matikan atau dimatikan PLN untuk mengantisipasi bahaya tersengat / tersetrum listrik. Sebenarnya saat itulah kita menghemat energi listrik walaupun terpaksa. Setidaknya tidak terlalu banyak menonton sinetron atau tayangan yang tidak mendidik.
·         8. Banjir memutar roda perekonomian
·         Selain banjir dapat memberikan pekerjaan, sebenarnya banjir juga dapat memutar roda perekonomian. Pembangunan, pembersihan, perawatan sarana dan prasarana seperti rumah, gedung, jalan dan jembatan yang rusak saat banjir akan menjadi proyek tersendiri bagi para kontraktor atau setidaknya buruh bangunan. Selain itu, bahan makanan, minuman serta selimut akan lebih laris/ laku terjual .
·         9. Banjir bagaikan musim panen bagi para pemulung
·         Bila terjadi banjir, pemulung akan mendapat “panen” barang-barang yang rusak atau hanyut terbawa banjir.
·         10. Banjir memutar roda kehidupan
·         Seperti halnya kehidupan rimba, kematian bagi suatu makhluk dapat memberikan kehidupan bagi yang lainnya. Kesusahan bagi yang satu akan merupakan keuntungan bagi yang lainnya. Bila anda mengalami kesusahan bila terjadi banjir, maka pasti ada orang lain yang akan mendapatkan keuntungan dengan terjadinya banjir tersebut. Demikian juga sebaliknya, bila orang lain yang susah, bisa jadi anda yang beruntung.
Banjir yang terjadi di suatu daerah memiliki penyebab-penyebab yang berbeda. Ada
yang berasal dari alam, dari lingkungan dan dari manusia yang menempati daerah tersebut. Memang yang menjadi penyebab utama adalah hujan. Namun, penyebab pendukung dari suatu daerah itulah yang menentukan terjadi atau tidaknya bencana banjir. Sebagai contoh Jakarta dan Bogor. Jika dalam satu hari di kedua tempat tersebut terjadi hujan. Mengapa Jakarta mengalami banjir, sedangkan Bogor tidak? Hal ini disebabkan oleh kondisi alamnya yang berbeda. Sebenarnya volume air hujan yang dibawa oleh angin pun berbeda. Volume ini dapat diperkirakan berdasarkan tempat membawa air hujan ini, yang dapat diketahui melalui arah hembusan angin. Jika ditinjau dari kondisi alam, sudah pasti berbeda. Jakarta terletak di dataran rendah yang dekat dengan kawasan pantai. Sementara, Bogor terletak di dataran tinggi. Sifat air adalah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Namun, salah pemahaman juga jika banjir yang terjadi di Jakarta adalah “bawaan” dari Bogor. Semua kembali lagi ke kondisi alam dari suatu daerah itu.
Jadi, banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah.
Ada dua faktor perubahan yang menyebabkan banjir terjadi. Pertama, perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, geomorfologi, geologi dan tata ruang. Dan yang kedua adalah perubahan dari masyarakat dari daerah yang bersangkutan. Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Dengan semakin meningkatnya populasi manusia telah menyebabkan semakin terdesaknya kondisi lingkungan.Selain itu, perubahan penggunaan lahan telah berakibat pada berkurangnya tutupan lahan oleh manusia. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yang akhirnya mengubah pola curah hujan.
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Hutan digunakan sebagai sampel apabila tidak ada vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan debit sungai. Hubungan aliran permukaan dan debit sungai dengan erosi dan sedimensi. Saat terjadi perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi tegalan, maka kemungkinan erosi akan semakin tinggi. Singkatnya banjir sering terjadi akibat beberapa faktor utama, yaitu:
• Curah hujan dalam jangka waktu panjang.
• Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.
• Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air tersumbat.
• Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan / tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada.
• Bendungan dan saluran air rusak.
• Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
• Pembabatan hutan secara liar (Illegal logging).
• Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang, mengakibatkan banjir kiriman atau banjir bandang.

Referensi: