BANJIR
Apa
itu banjir??? Mengapa banyak daerah di Indonesia sering terkena banjir??? Apakah
penyebab terjadinya banjir??? dan Bagaimana cara mengatasinya???
Banjir adalah suatu peristiwa
tergenang dan terbenamnya daratan (biasanya daratan kering) karena volume air
yang meningkat. Banjir itu dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di
suatu tempat akibat hujan besar, adanya peluapan air sungai, atau pecahnya
bendungan sungai. Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai
daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah
untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir
secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air.
Banjir semacam ini disebut banjir bandang. Badai juga dapat menyebabkan banjir
melalui beberapa cara, diantaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa
mencapai 8 meter. Selain badai, juga adanya presipitasi (jatuhnya air ke
permukaan bumi) yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan
yang sangat rendah. Jadi, ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata
guntur.
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah.
Pada saat air jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan. Sebagian akan masuk atau meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi).
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah.
Pada saat air jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan. Sebagian akan masuk atau meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir
merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir. Mengapa alami?
Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir
merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir.
Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang dibawa, tapi juga tanah-tanah yang
berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah
pertemuan-pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran
banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang
dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
Musim hujan di
Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Di Indonesia, curah hujan
nya cukup tinggi. Sehingga volume hujan yang jatuh sangat banyak. Air tersebut
akan meresap ke dalam tanah yang kemudian akan dialirkan menuju sungai. Yang
berakhir di lautan. Namun, pernyesapan air ke dalam tanah cukup sulit untuk
daerah perkotaan. Mengapa?Karena sudah banyaknya tanah yang diaspal ; dijadikan
areal pemukiman, bangunan-bangunan, dll. Hal inilah yang membuat sulitnya air
meresap ke dalam tanah. Akibat dari kejadian ini adalah terjadinya banjir.
Untuk daerah yang terletak di sekitar pantai dan dataran rendah yang sering
mengalaminya. Mengapa demikian? Karena air mengalir ke tempat yang lebih
rendah. Sehingga akan sangat jarang bahkan tidak mungkin kalo banjir terjadi di
dataran tinggi. Banjir terjadi bukan hanya karena itu. Masih ada
penyebab-penyebab yang lain. Penyebab-penyebab tersebut bisa alami atau buatan.
Seperti yang terjadi di Indonesia, Banjir pada
hakikatnya hanyalah salah satu output dari pengelolaan DAS yang tidak tepat.
Bencana banjir menjadi populer dalam waktu hampir bersamaan (pada awal tahun
2007 hingga saat ini ) beberapa kota dan kabupaten di Indonesia terpaksa harus
mengalami bencana ini, bahkan DKI Jakarta yang notabene merupakan ibukota
negara RI terpaksa harus terendam air. Kejadian banjir yang cukup berat juga
pernah dialami oleh DKI Jakarta pada awal tahun 2002 yang menggenangi sebagian
wilyah DKI jakarta walaupun tidak sehebat banjir awal tahun 2007,begitu juga
dengan banjir situ gintung yang terjadi di
daerah Cilede, Tangerang, Banten pada tahun 2009. Air tanggul Situ Gintung yang jebol lalu menghantam pemukiman warga
disekitarnya menelan korban jiwa sebanyak 58 orang. Sulitnya evakuasi membuat
korban semakin bertambah.
Musibah
banjir Situ Gintung terjadi pada pukul 2 pagi dini hari
dengan ketinggian air mencapai 3 meter. Pemukiman warga yang diterjang air bendungan tanggul Situ Gintung hancur
berantakan. Hanya sebuah sebuah masjid dibelakang air tanggul yang masih
berdiri kokoh. Jebolnya air
tanggul Situ Gintung di duga karena tidak mampu menampung debit air yang
tinggi karena hujan yang turun terus menerus sehari sebelumnya.
Perumahan-perumahan mewah di sekitar Lebak Bulus yang berjarak sekitar 2
kilometer dari tanggul Situ -Gintung
pun tak luput dari derasnya terjangan air tanggul. Mobil-mobil hancur
berserakan bercampur lumpur. Tapi tidak ada korban jiwa di perumahan-perumahan tersebut
karena para penghuninya telah terlebih dahulu naik ke lantai tingkat 2
rumahnya.
Dalam
pandangan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang disampaikan oleh Berry
Nahdian Forqan selaku Direktur Eksekutif Nasional dalam pers releasenya, bahwa
bencana di Situ Gintung setidaknya disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak
adanya upaya serius pemerintah (Gubernur Banten) dalam pemeliharaan
(maintenance) Situ Gintung yang sudah dibangun sejak tahun 1932. Pada bulan
November 2008 bencana yang sama namun dalam skala yang lebih kecil sudah pernah
terjadi dan sudah pula dilaporkan oleh masyarakat.
Namun
laporan tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah setempat. Sementara jika
dilihat dari jumlah situ di Jabotabek yang berjumlah sekitar 193 situ, dengan
luas keseluruhan 2.281,90 hektar. Lebih dari separuhnya (± 68%) dalam keadaan
rusak. Dengan data ini saja seharusnya pemerintah sudah bisa berbuat banyak
untuk menjamin keselamatan warga, tapi hal ini tak pernah dilakukan.
Kedua,
alih fungsi kawasan situ menjadi kawasan perumahan, restoran, hotel, tempat
pembuangan sampah dan kawasan bisnis lainnya yang terus terjadi tanpa
mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan faktor keselamatan rakyat (human
security). Pemerintah juga telah mengakui hal ini lewat departemen PU pada
tahun 2007 yang menyatakan bahwa telah terjadi alih fungsi kawasan situ. Dimana
dari total luas situ di Jabodetabek sekitar 2.337,10 ha. Saat ini hanya tinggal
1.462,78 ha saja. Dari jumlah tersebut, hanya 19 situ yang kondisinya baik.
Ketiga,
lemahnya koordinasi antar pemerintah di wilayah Jabodetabek untuk memulihkan
kawasan hulu dan wilayah tangkapan air, khususnya untuk kawasan DAS Ciliwung
dan Cisadane. Keempat, tidak tersedianya sistem informasi dan sistim peringatan
dini untuk masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah rawan bencana, sehingga
banyak menimbulkan korban jiwa ketika bencana terjadi.
Erwin
Usman Juru Kampanye Air dan Pangan Eksekutif Nasional WALHI menambahkan,
meluasnya area genangan air di setiap musim hujan, dan ancaman munculnya
bencana banjir dan disertai longsor di kawasan-kawasan padat penduduk di Jadebotabek,
adalah akibat dari terjadinya kerusakan fungsi ekologis dan menurunnya daya
tampung situ, serta ketiadaan perhatian serius pemerintah merevitalisasi fungsi
situ, danau dan bendungan.
WALHI
menyayangkan lemahnya tindakan pencegahan dan penanganan bencana di kawasan
situ Gintung. Gubernur Banten dan Departemen Pekerjaan Umum harus dimintai
pertanggung jawabannya. Jika sejak awal Gubernur dan jajaran Pemerintah
provinsi Banten sigap dan tanggap mendengar keluhan warga dan mencermati
perubahan bentang alam dan kondisi situ gintung, bencana dan jatuhnya korban di
pihak masyarakat tak perlu terjadi.
Selain
itu,WALHI juga mendesak dilakukannya penghentian alih fungsi kawasan situ, DAS
dan wilayah tangkapan air (cathment area) lainnya di wilayah Jadebotabek untuk
memberi ruang bagi pemulihan kawasan ekologi dan mencegah berulangnya bencana.
Segera lakukan restorasi ekologi kawasan situ dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
sebagai upaya penyelamatan lingkungan mutlak dilakukan pemerintah. Sistem
peringatan dini (early warning system) oleh pemerintah harus segera dibenahi
untuk mencegah jatuhnya korban bencana. (Marwan).
Coba
kita bandingkan penangan banjir yang dilakukan oleh PemerintahThailand, TEMPO Interaktif, Bangkok - Perdana Menteri
Thailand Yingluck Shinawatra membatalkan rencana untuk menghadiri sebuah forum
perdagangan Asia Pasifik di Hawaii, Yingluck masih berusaha mengatasi banjir
yang terjadi di negaranya.
Banjir yang mengancam
lebih dari 9 juta penduduk dan kritik yang bertebaran menguji keuletan pemeritah.
"Sekarang saatnya bagi seluruh rakyat Thailand untuk saling membantu.
Jadi, saya sudah sampaikan (tuan rumah) bahwa saya tidak akan hadir," kata
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, Selasa, 8 November 2011. Banjir terjadi
pada akhir Juli dan telah menewaskan 527 orang, sebagian besar karena
tenggelam. Beberapa provinsi di utara Ibu Kota Bangkok telah kebanjiran selama
lebih dari sebulan. Meski mulai surut dalam beberapa hari terakhir, air masih
menggenang di bagian selatan.
Kesempatan ini akan
digunakan Yingluck sebagai politikus pemula untuk mengatasi masalah ini. Ia pun
sedang menghadapi kritikan dari saingan politiknya yang terus berupaya mengeksploitasi
masalah banjir ini. Sebelumnya, 63 senator telah mengajukan mosi untuk
dilakukan debat umum agar pemerintah memberikan penjelasan soal penanganan
banjir. Yingluck sudah membatalkan perjalanan perkenalan ke Cina bulan lalu
karena krisis banjir. Menteri Energi Pichai Naripthaphan memprediksi banjir
mulai mereda di ibu kota pada pertengahan November. Pejabat tinggi dan para
ahli telah memberikan perkiraan bervariasi dari berapa banyak air yang masih
akan membanjiri Bangkok dan berapa lama ancaman itu. Namun, para pengamat
menyatakan bahaya terbesar telah lewat. Pemerintah masih memasang karung pasir
mengantisipasi semua hal yang mungkin terjadi. Evakuasi telah diperintahkan di 12
dari 50 distrik di Bangkok.
Menurut saya,
pemerintah Thailand lebih tanggap dalam mengatasi banjir yang terjadi di
negaranya, karena dari pemerintahnya sendiri mau untuk turun tangan langsung. Dan
informasi korban meninggal,hilang dan luka – luka juga jelas. Penanganan dan
antisipasi bahaya yang lebih besar juga dilakukakan dengan baik.
Penyebab banjir
sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik alam maupun manusia.Dan berikut adalah
hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia termasuk Indonesia :
- Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama.
- Terjadinya erosi tanah hingga hanya menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air. bahkan bukan hanya banjir tapi juga tanah longsor
- Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat.
- Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung
- Penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali.
- Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi bencana banjir
- Kiriman atau bencana banjir bandang.
- Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
- Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung, tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam jakarta yang sering terjadi bencana banjir.
Berikut ini adalah petunjuk-petunjuk yang bisa menjadi pedoman untuk
mengantisipasi situasi banjir:
1.
Sebelum Banjir
Di Tingkat Warga:
* Bersama aparat terkait dan
pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda, terutama saluran air
atau selokan dari timbunan sampah.
* Tentukan lokasi posko banjir yang
tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut
pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus
RT/RW di lingkungan Anda.
* Bersama pengurus RT/RW di
lingkungan Anda segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga,
seperti pengangkatan penanggung jawab posko banjir.
* Koordinasikan melalui RT/RW, dewan
kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan
pelampung guna evakuasi.
* Pastikan pula peralatan komunikasi
telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau
melakukan konfirmasi.Di Tingkat Keluarga:
* Simak informasi terkini melalui
TV, radio, atau peringatan tim warga tentang curah hujan dan posisi air pada
pintu air.
* Lengkapi dengan peralatan
keselamatan seperti radio baterai, senter, korek gas, dan lilin, selimut, tikar
jas hujan, ban karet bila ada.
* Siapkan bahan makanan mudah saji
seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh, dan
persediaan air bersih.
* Siapkan obat-obatan darurat
seperti oralit, antidiare, antiinfluenza.
* Amankan dokumen penting seperti
akta kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, sertifikat, dan benda-benda
berharga lainnya dari jangkauan air dan tangan jahil.
2. Saat Banjir
* Bersama warga dan aparat terkait,
lakukan evakuasi dini melalui rute aman, menuju posko banjir yang telah
ditentukan. Utamakan orang tua, wanita, dan anak-anak terlebih dahulu.
* Melalui aparat terkait, karang taruna, tim relawan sampaikan data akurat para korban banjir guna memudahkan penyaluran sumbangan.
* Melalui aparat terkait, karang taruna, tim relawan sampaikan data akurat para korban banjir guna memudahkan penyaluran sumbangan.
* Saling menjaga keamanan terhadap
barang-barang sesama korban banjir.
* Pantau informasi melalui radio,
atau lakukan komunikasi dengan para petugas setempat.
3. Setelah Banjir Surut
* Bersama pengurus RT/RW di
lingkungan Anda, periksa kondisi bangunan rumah dan lingkungan sekitar, pastikan
jaringan listrik dan saluran gas benar-benar mati.
* Melalui upaya gotong-royong,
bersihkan segala perabotan yang terendam guna mengurangi kemungkinan terjadinya
jamur. Jika perlu, gunakan desinfektan atau karbol.
* Waspada terhadap kemungkinan binatang
berbisa yang mungkin berlindung selama banjir, seperti ular, lipan, atau
binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
* Pastikan rumah benar-benar bersih
dari timbunan kotoran atau sampah yang menjadi sumber bibit penyakit.
* Bagi masing-masing keluarga, cegah
penularan penyakit dengan segera membawa anggota keluarga yang sakit ke pos
kesehatan atau puskesmas terdekat.
* Usahakan selalu waspada apabila
kemungkinan terjadi banjir susulan.
4. Bagi Pemilik Kendaraan
* Kenali jenis dan karakter mobil/motor
yang Anda gunakan.
* Perhatikan tinggi genangan air
yang akan diterobos, bila melewati setengah ban sebaiknya Anda hindari.
* Cari dataran yang lebih tinggi.
* Saat menerjang banjir, matikan
pendingin atau AC mobil.
* Bila terpaksa menerjang genangan
air yang cukup tinggi, usahakan berada di belakang mobil yang lebih besar,
karena mereka membelah air, sehingga genangan air tidak terlalu dalam.
* Berjalanlah pada kecepatan rendah,
dan stabil untuk menghindari masuknya air dari knalpot.
* Setelah melewati banjir, terlebih
dahulu cek rem kendaraan Anda, dengan cara menginjak pedal rem selama kurang
lebih dua sampai tiga detik dengan kondisi mobil tetap berjalan. Lakukan sampai
rem bekerja normal.
Saat Banjir Surut
* Anda disarankan untuk tidak
langsung menghidupkan dan menjalankan mobil atau motor.
* Secepat mungkin keringkan mobil
atau motor Anda, agar komponennya tidak terlalu lama bersentuhan dengan air.
* Bila mobil atau motor Anda
diasuransikan, laporkan segera kondisinya setelah terendam banjir. Catat
kedalaman air yang membanjiri mobil atau motor. Data ini sangat membantu
mekanik atau montir untuk mengevaluasi dan mengambil langkah-langkah perbaikan
kerusakan yang terjadi.
* Bila tidak diasuransikan, Anda
dapat mulai menguras air radiator berikut tabung cadangannya.
* Ganti saringan udara karburator
dengan yang baru (kering).
* Bersihkan semua konektor kabel,
termasuk kabel busi dari air, dengan memanfaatkan tiupan kompresor. Jika tidak
ada, gunakan lap kering.
* Keringkan busi dan tutup
distributor.
* Dalam posisi mesin mati, mainkan
tuas atau pedal kopling dan tongkat persneling berulang-ulang.
* Barulah Anda boleh menghidupkan
mesin, tetapi jangan langsung digas. Diamkan hingga temperatur mesin mulai
menghangat.Dari
berbagai macam jenis banjir, pada umumnya banjir
memiliki berbagai akibat dan dampak negatif yang secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh bagi manusia.
Banjir
dapat menghancurkan rumah, gedung, jembatan, jalan dan masih banyak lagi.
·
2.
Banjir memutuskan jalur transportasi.
Dampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur
transportasi darat. Akibat genangan air pada jalan yang cukup tinggi, motor,
mobil atau bahkan truk puso / container tidak bisa melewati jalan tersebut.
Selain motor dan mobil, lalu lintas kereta api pun dapat terganggu.
·
3. Banjir merusak dan bahkan menghilangkan
peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau bahkan jiwa manusia. Kerugian
yang disebabkan banjir diantaranya adalah kerusakan benda,
alat elektronik, mesin, surat-surat berharga (sertifikat, ijazah, dll),
perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung, dan yang paling berharga: jiwa
manusia.
·
Listrik
sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir,
listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Bayangkan
betapa terbatasnya aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.
·
Dengan
adanya banjir, otomatis akan menganggu aktifitas
sehari-hari. Sekolah terganggu, kerja terganggu, bersantai pun terganggu.
Karena air banjir, semua aktifitas pun terganggu atau
bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu.
·
Perekonomian
terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen/
produksi padi terganggu, karena transportasi terputus bahan makanan yang
diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin membutuhkanbiaya tambahan karena
harus mencari jalan alternatif walaupun lebih jauh, Produksi pabrik dihentikan
sementara karena mesin produksi terendam air atau listrik dipadamkan sehingga
mesin produksi tidak dapat dijalankan, dan masih banyak lagi sebab kerugian
tidak berasal hanya dari rusaknya mesin tetapi juga bisa dari sisi terhambatnya
/ terganggunya produktifitas.
·
Saat
banjir
datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah
pabrik / kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak tanah, dsb), dan masih
banyak lagi. Selain dapat mencemari sumber air bersih, banjir
juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak
hiegienis.
·
Banjir
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan
bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. Selain itu umumnya makanan dan
minuman yang sehat akan lebih susah ditemukan (terjadi kerawanan pangan) dan
juga karena terlalu sering kena air maka dapat menyebabkan kondisi tubuh
menurun.
·
Semakin
deras air banjir, kemungkinan untuk mengiikis
pinggiran aliran banjir akan semakin tinggi sehingga erosi
atau bahkan longsor akan semakin mungkin terjadi.
·
Bila
banjir
melanda cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya pengalaman
disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat
berubah dengan drastis. Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian,
hutang yang semakin menumpuk, kesehatan yang terganggu, atau bahkan kehilangan
jiwa. Kesemuanya itu dapat merubah masa depan seseorang, keluarga atau bahkan
masyarakat, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Dengan
meliat segala sesuatu dari dua sisi secara objektif, sekalipun banjir
memiliki dampak negatif yang besar, banjir juga memiliki dampak positif.
·
Bila
banjir
yang menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah diberi
kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih baik.
·
Ketika
dilanda banjir, otak kita akan berikir spontan dan
kreatif untuk mencari jalan alternatif untuk menyelamatkan alat, perlengkapan,
harta benda dan terutama jiwa kita dan keluarga atau orang terdekat kita.
·
Saat
banjir
akan banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap membantu anda
dengan imbalan tentunya.
·
Setelah
mengetahui penyebab, akibat dan dampak banjir,
manusia akan berpikir untuk peduli, bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.
·
Pada
saat terjadi banjir, manusia umumnya akan lebih peduli
kepada sesamanya dan berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dan mendapatkan
pahala.
·
Bila
banjir
yang melanda cukup parah, aliran listrik kadang perlu kita matikan atau
dimatikan PLN untuk mengantisipasi bahaya tersengat / tersetrum listrik.
Sebenarnya saat itulah kita menghemat energi listrik walaupun terpaksa.
Setidaknya tidak terlalu banyak menonton sinetron atau tayangan yang tidak
mendidik.
·
Selain
banjir
dapat memberikan pekerjaan, sebenarnya banjir
juga dapat memutar roda perekonomian. Pembangunan, pembersihan, perawatan
sarana dan prasarana seperti rumah, gedung, jalan dan jembatan yang rusak saat banjir
akan menjadi proyek tersendiri bagi para kontraktor atau setidaknya buruh
bangunan. Selain itu, bahan makanan, minuman serta selimut akan lebih laris/
laku terjual .
·
Bila
terjadi banjir, pemulung akan mendapat “panen”
barang-barang yang rusak atau hanyut terbawa banjir.
·
Seperti
halnya kehidupan rimba, kematian bagi suatu makhluk dapat memberikan kehidupan
bagi yang lainnya. Kesusahan bagi yang satu akan merupakan keuntungan bagi yang
lainnya. Bila anda mengalami kesusahan bila terjadi banjir,
maka pasti ada orang lain yang akan mendapatkan keuntungan dengan terjadinya banjir
tersebut. Demikian juga sebaliknya, bila orang lain yang susah, bisa jadi anda
yang beruntung.
Banjir yang terjadi di suatu daerah
memiliki penyebab-penyebab yang berbeda. Ada
yang berasal dari alam, dari
lingkungan dan dari manusia yang menempati daerah tersebut. Memang yang menjadi
penyebab utama adalah hujan. Namun, penyebab pendukung dari suatu daerah itulah
yang menentukan terjadi atau tidaknya bencana banjir. Sebagai contoh Jakarta
dan Bogor. Jika dalam satu hari di kedua tempat tersebut terjadi hujan. Mengapa
Jakarta mengalami banjir, sedangkan Bogor tidak? Hal ini disebabkan oleh
kondisi alamnya yang berbeda. Sebenarnya volume air hujan yang dibawa oleh angin
pun berbeda. Volume ini dapat diperkirakan berdasarkan tempat membawa air hujan
ini, yang dapat diketahui melalui arah hembusan angin. Jika ditinjau dari
kondisi alam, sudah pasti berbeda. Jakarta terletak di dataran rendah yang
dekat dengan kawasan pantai. Sementara, Bogor terletak di dataran tinggi. Sifat
air adalah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Namun, salah
pemahaman juga jika banjir yang terjadi di Jakarta adalah “bawaan” dari Bogor.
Semua kembali lagi ke kondisi alam dari suatu daerah itu.
Jadi, banjir
adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering)
karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang
berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau
pecahnya bendungan sungai.
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah.
Ada dua faktor perubahan yang menyebabkan banjir terjadi. Pertama, perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, geomorfologi, geologi dan tata ruang. Dan yang kedua adalah perubahan dari masyarakat dari daerah yang bersangkutan. Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Dengan semakin meningkatnya populasi manusia telah menyebabkan semakin terdesaknya kondisi lingkungan.Selain itu, perubahan penggunaan lahan telah berakibat pada berkurangnya tutupan lahan oleh manusia. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yang akhirnya mengubah pola curah hujan.
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Hutan digunakan sebagai sampel apabila tidak ada vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan debit sungai. Hubungan aliran permukaan dan debit sungai dengan erosi dan sedimensi. Saat terjadi perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi tegalan, maka kemungkinan erosi akan semakin tinggi. Singkatnya banjir sering terjadi akibat beberapa faktor utama, yaitu:
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah.
Ada dua faktor perubahan yang menyebabkan banjir terjadi. Pertama, perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, geomorfologi, geologi dan tata ruang. Dan yang kedua adalah perubahan dari masyarakat dari daerah yang bersangkutan. Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Dengan semakin meningkatnya populasi manusia telah menyebabkan semakin terdesaknya kondisi lingkungan.Selain itu, perubahan penggunaan lahan telah berakibat pada berkurangnya tutupan lahan oleh manusia. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yang akhirnya mengubah pola curah hujan.
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Hutan digunakan sebagai sampel apabila tidak ada vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan debit sungai. Hubungan aliran permukaan dan debit sungai dengan erosi dan sedimensi. Saat terjadi perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi tegalan, maka kemungkinan erosi akan semakin tinggi. Singkatnya banjir sering terjadi akibat beberapa faktor utama, yaitu:
• Curah hujan dalam jangka waktu
panjang.
• Erosi tanah menyisakan batuan,
hingga tidak ada resapan air.
• Buruknya penanganan sampah, hingga
sumber saluran-saluran air tersumbat.
• Pembangunan tempat permukiman dimana
tanah kosong diubah menjadi jalan / tempat parkir, hingga daya serap air hujan
tidak ada.
• Bendungan dan saluran air rusak.
• Keadaan tanah tertutup semen, paving
atau aspal, hingga tidak menyerap air.
• Pembabatan hutan secara liar
(Illegal logging).
• Di daerah bebatuan daya serap air
sangat kurang, mengakibatkan banjir kiriman atau banjir bandang.
Referensi: